Jika pada zaman kerajaan Majapahit anda sering membaca blog ini, anda pasti sudah mengetahui siapa Riza (dan bapaknya yang Budiman). Jika anda lupa, saya tidak menyarankan untuk menggali postingan lama saya demi kesehatan mental anda. Jika anda adalah pembaca baru dan ingin mengenal Riza lebih dalam, saya sarankan untuk mundur teratur karena saat ini Riza telah memiliki seorang istri yang cantik menarik menawan hati, tetapi bukan Diana anak paman petani, melainkan Lusi adik saudara Anton.
Jika pada zaman kerajaan Sriwijaya anda sering membaca blog ini, anda pasti sudah mengetahui siapa Anton (dan adiknya, Lusi). Jika anda lupa, saya sekali lagi tidak menyarankan untuk menggali postingan lama saya demi kesehatan mental anda. Jika anda adalah pembaca baru dan ingin mengenal Anton lebih dalam, saya sarankan untuk mundur teratur karena saat ini Anton telah memiliki seorang istri yang cantik menarik menawan hati, tapi gak tau siapa karena gw terlalu lama hilang dari peradaban :(
Sekadar mengingatkan, Riza dan Anton adalah teman gw semasa SMA, sejak lulus tahun 2012 sampai sekarang, berarti sudah lebih dari 10 tahun kita berpisah untuk menempuh jalan hidup masing-masing. Sekitar tahun 2021 Riza iseng banget nanya kabar gw, akhirnya kita bercengkerama setelah sekian abad lamanya dan barulah disitu gw tahu bahwa Riza masih langgeng sama Lusi.
Thomas: Lu masih sama Lusi ja?
Riza: Puji Tuhan masih, lu gimane?
Thomas: Gw sih masih gini-gini aja. Rencana nikah kapan?
Riza: Belum tau, santai aja. Hahaha.
Thomas: Apakah nunggu Anton dulu?
Riza: Kalo itu sih pasti. Anton besok tuh nikah.
Thomas: Hah? besok banget?
Riza: Besok banget. Kaget ya? hahaha
Thomas: KAGET LAH ANJIR.
Emang sih kita sedang memasuki musim kawin untuk anak 90-an, tapi kalo dikasih tau info nikahannya H-1 siapa yang gak kaget. Sayangnya gw gak bisa dateng karena lagi di negeri antah berantah jadi gak bisa makan gratis ngasih selamat ke Anton di kondangan.
Setelah info kejadian yang menghebohkan dunia persilatan tersebut, kita kembali disibukkan dengan kehidupan masing-masing. Baru sekitar bulan November tahun 2022 gw yang iseng nanya Riza kapan nyebar undangan, trus gw kaget ternyata beneran udah mau nikah dong. Dan tanggalnya pas gw cuti dan lagi di Bekasi, padahal gw gak bilang-bilang. Kayaknya masih ada sisa-sisa kemampuan telepati zaman SMA di antara kita deh.
Thomas: Undangan kapan ja?
Riza: siapin tanggal aja, Januari 14
Thomas: Hah, seriusan? Gw rencana lagi cuti tanggal segitu jir.
Riza: Mantap, bisa dateng ye berarti mas? hahahaa
Kemudian pada bulan Desember gw beneran dikirimin undangannya... Ini kalo kemarin gw gak nanya kayaknya gak dikasih undangan ya? 😅
Setelah itu waktu berlalu begitu cepat dan tanpa terasa tibalah hari yang dinantikan. Resepsi pernikahan akan dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta pukul 19.00 dan gw mempertimbangkan akan naik apa kesana dari rumah di Bekasi. Sebenernya gw lebih suka naik kendaraan umum, tetapi mengingat ini adalah acara teman lama yang sangat penting, gw memutuskan untuk naik mobil pribadi biar gak terlihat kucel akibat debu dan polusi. Sok banget ya gw padahal dulu sering main ke rumah Riza atau Anton dengan tampang kayak gembel, untung gak diusir.
Sebenernya ada satu alasan lagi mengapa gw lebih suka naik kendaraan umum daripada bawa mobil sendiri, yaitu karena ketika masih belajar gw menggunakan mobil yang salah. Ya, mobil tersebut tidak lain tidak bukan adalah Timor kaleng nya Sam.
Jika pada zaman kerajaan Singosari anda sering membaca blog ini, anda pasti sudah mengetahui siapa Sam (dan mobil Timor kalengnya). Selanjutnya sama seperti paragraf pertama dan kedua, saat ini Sam sudah memiliki istri yang cantik menarik menawan hati. Dan setelah menulis paragraf yang sama untuk ketiga kalinya gw jadi menyadari kayaknya temen-temen gw udah pada nikah semua sedangkan gw masih jadi bolang (nangis).
Sedikit nostalgia, mobil timor tersebut memberikan gw trauma yang amat sangat mendalam. Ketika masih belajar nyetir, mobil tersebut sangat sulit dikendalikan oleh pemula, alhasil gw yang baru tahu bedanya kopling dan rem menabrak trotoar jalan sehingga timor tersebut harus dilarikan ke bengkel legendaris Nunut Jaya. Jika pada zaman penjajahan Belanda anda sering membaca blog ini, anda pasti sudah mengetahui tentang bengkel Nunut Jaya (dan pemiliknya yang botak & biadab (tapi konon katanya sudah tidak botak (tp kayaknya masih biadab))).
Entah bagaimana kabar mobil timor tersebut saat ini, harusnya sudah layak dan sepantasnya untuk jadi besi tua atau kaleng sarden.
...
Kembali ke inti cerita, meskipun terkadang trauma tersebut menghantui tetapi kemampuan mengendarai mobil gw saat ini sudah setara Michael Schumacher pas masih balita sehingga gw berani bawa mobil sendiri ke nikahannya Riza. Setelah memacu mobil mengarungi 7 gunung dan 7 samudera dengan bantuan google maps, akhirnya gw sampai di Hotel Borobudur Jakarta tempat resepsi pernikahan dilangsungkan. Pas mau masuk hotel mobil gw diperiksa sama security dengan cukup ketat. Gw merasa sedikit aneh karena gak biasanya masuk parkiran hotel aja diperiksa sampai segitunya. Tapi gw mencoba memaklumi karena muka gw emang kayak teroris dan pantas dicurigai, meskipun sebenarnya hati bagai bidadari.
Seteleh selesai diperiksa gw melanjutkan untuk mencari tempat parkir. Sepanjang perjalanan nyari parkiran gw merasakan ada hal yang mengganjal. Ada banyak karangan bunga untuk Riza & Lusi, namun bukan dari orang biasa. Yang pertama terlihat setelah melewati pos security adalah karangan bunga dari Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Gw mikir ngapain Bu Susi ngirim bunga, Riza sama Lusi kan kerjanya di Bank, apakah Bu Susi adalah nasabah mereka?
Semakin ke dalam semakin banyak karangan bunga dari orang-orang penting dan pejabat teras. Bahkan ketika masuk ke gedungnya gw mesti dipindai dengan x-ray dan semacamnya. Timbul banyak pertanyaan dalam benak gw, kenapa mau kondangan aja pemeriksaannya seketat ini? kenapa banyak karangan bunga dari pejabat? kenapa kalau habis mandi yang harusnya badan kita bersih tapi handuk yang kita pakai malah jadi kotor? Semua itu terjawab setelah gw masuk ke hall tempat resepsi dilangsungkan, kecuali pertanyaan terakhir.
Gw sampai sekitar pukul 18.50, sepuluh menit sebelum waktu yang tertera dalam undangan. Namun ternyata Riza & Lusi sudah bersiap di depan ruangan untuk berjalan menuju panggung pelaminan. MC membacakan kisah perjalanan kedua mempelai sembari diiringi musik, dan kedua mempelai pun berjalan perlahan-lahan, gw masih di depan pintu ngeliat mereka jalan dari belakang. Setelah kedua mempelai duduk di pelaminan, diikuti riuh tepuk tangan dari para tamu undangan, MC bercerita kembali ketika zaman SMA Riza dan Lusi pacaran pulang sekolah masih naik motor, kemudian gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba dengan santainya berkata, "Selanjutnya kami persilahkan kepada Bapak Ir. Joko Widodo untuk ke atas panggung memberikan selamat kepada kedua mempelai."
...
Semua hening.
Gw juga hening, berusaha memproses kata-kata MC. Joko Widodo yang dimaksud apakah sama dengan yang ada di pikiran gw atau ada keluarga atau bos nya Riza yang punya nama atau panggilan yang sama dengan Presiden Republik Indonesia yang sudah menjabat sejak tahun 2014 lalu itu. Sementara bengong, gw yang masih berdiri di sekitar pintu masuk disuruh bergeser oleh seorang pria berpenampilan seperti mau kondangan. Setelah sadar gw emang lagi di kondangan, gw bergeser dan ternyata pria tersebut adalah salah satu paspampres yang mengawal Bapak Ir. Joko Widodo yang sedang berjalan masuk ke Hall pernikahan Riza dan Lusi. Gw liat-liat lagi siapa tau cuma mirip, ternyata memang tidak salah. Presiden Indonesia kondangan ke nikahan temen gw.
Terjawab sudah pertanyaan mengapa mau masuk hotel dan gedung pernikahan aja harus melalui pemeriksaan yang lebih ketat dari bandara. Ada RI 1 coy. Gw berpikir lagi kenapa seorang Presiden sempet-sempetnya hadir ke nikahan temen gw. Kemudian gw membaca ulang paragraf pertama dan ingat tentang siapa bapaknya Riza. Seorang wartawan senior, salah satu pimpinan di sebuah media arus utama indonesia, dan menjadi host di sebuah acara TV yang tentu saja sering berdialog dengan orang-orang penting membahas isu nasional. Kepingan-kepingan puzzle tersusun menjadi satu dan terjawab sudah pertanyaan mengapa seorang presiden menyempatkan diri untuk hadir ditengah kesibukan mengurus negara ini dan mengapa banyak karangan bunga dari pejabat-pejabat.
Kalo dulu anak-anak sering becandain atau ngejek temen pake nama bapaknya, kalo kasusnya Riza kayaknya jatohnya bukan ejekan tapi pujian.
Setelah selesai memberi selamat, Bapak Ir. Joko Widodo beserta dengan paspampres duduk di kursi VIP lalu MC mempersilahkan mempelai pria untuk memberikan sambutan ucapan terima kasih kepada para tamu. Riza pun bercerita dan Jokowi mendengarkan dengan penuh seksama. Dalam hati gw bangga dengan temen gw ini dan seandainya besok Riza daftar jadi calon presiden pasti gw tanpa ragu bakal nyoblos lawannya.
Setelah selesai memberikan sambutan, MC mempersilahkan para tamu undangan yang hadir untuk memberikan selamat kepada mempelai di atas panggung. Gw memperhatikan sekeliling dan menemukan 2 wajah yang familiar diantara para tamu, mereka adalah Lukas dan Rahan.
Jika pada zaman penjajahan Jepang anda sering membaca blog ini anda pasti sudah mengetahui siapa Lukas dan Rahan, dst. tetapi berbeda dengan teman-teman yang sudah gw sebutkan sebelumnya, mereka berdua belum menikah jadi masih ada kesempatan bagi para pembaca sekalian bila ingin mendekati asalkan bisa ngalahin pacar mereka yang cantik menarik menawan hati.
Gw menghampiri Lukas dan Rahan. Mereka tampak tidak terkejut akan kehadiran gw, karena sepertinya lebih terkejut akan kehadiran Bapak Ir. Joko Widodo. Rahan dateng bersama pacarnya, sedangkan pacarnya Lukas gak bisa ikut karena lagi di luar kota, pacar gw juga gak bisa ikut karena lagi di alam imajinasi gw.
Setelah basa-basi ringan kami pun mengikuti antrian para tamu undangan untuk bersalam-salaman. Riza dan Lusi tampak bahagia melihat gw yang jauh-jauh dateng dari ujung bumi (atau kayaknya gw kegeeran doang). Sayangnya kita salam-salaman gak lama karena lumayan banyak tamu undangan yang mengantri, selain itu kami tidak sabar untuk menuju ke tempat dimana makanan telah dipersiapkan.
Disana kami bertemu dengan Anton yang telah resmi menjadi kakak iparnya Riza. Badannya kini menunjukkan kemakmuran dan kekenyalan yang luar biasa. Saat mata kami bertemu, ia memandang tidak percaya, wajahnya memancarkan trauma kerinduan yang amat mendalam.
Anton: Anjir thom kok ada lw emang lw diundang?
Thomas: Kurang ajar gw diundang yaa sama Riza (nunjukkin undangan)
Anton: Hahaha sorry2 gw beneran gak tau. Jir udah lama banget gw gak liat lw. Masih inget gw dulu lu subuh2 dateng ke rumah gw udah di depan pager baru SMS, gw mau tidur tapi kan gak enak ya ngusir lw jauh2 dari bekasi hahaha.
Thomas: Haha iya itu udah lama banget masih inget aja. Rumah lw masih sama ton?
Anton memandang Rahan dan Lukas seolah meminta petunjuk. Takut kalo pertanyaan tersebut dijawab dengan jujur rumahnya bakal kedatangan tamu tak diundang lagi.
Anton: Orang tua gw masih disitu. Nyokap gw suka nanya tuh temen kamu si Thomas yang sering main ke rumah kok gak pernah dateng lagi.
Thomas: Oh iya? tapi tadi salaman di atas kayaknya dia gak inget.
Anton: Lw pake masker soalnya, banyak tamu juga yang pake masker, coba nanti naik lagi tapi gak pake masker pasti doi inget gak mungkin lupa sama lw.
Gw merasa tersanjung nyokapnya Anton masih inget sama gw. Kalo dipikir-pikir Riza juga baik banget masih nganggep gw temen dan ngundang ke nikahannya padahal gw udah lama gak muncul ke permukaan sejak gw pergi berkelana demi mendapatkan kitab suci dengan dukungan dari gurunya temukan jati diri semua kan dihadapi dengan gagah berani walau aral rintangan setiap saat datang tuk menguji. (notes: jangan dinyanyiin)
Kemudian kami ngobrol2 sambil menikmati hidangan yang telah disajikan, sayang kan kalau gak dimakan. Seiring waktu berlalu muncul tamu-tamu lain dengan wajah familiar, sebut saja Victor, Ryan, dan Uga. Selain itu MC masih senang bikin tamu dari rakyat jelata takjub dengan memanggil teman-teman bapaknya Riza untuk datang memberikan selamat kepada kedua mempelai. Yang masih gw inget antara lain ada Mahfud MD, Ganjar Pranowo, Najwa Shihab, beberapa Menterinya Jokowi seperti Johnny G. Plate yang kata Rahan juga hadir pas pemberkatan Riza dan Lusi di Katedral. Masih banyak yang lainnya tapi pada titik ini udah gak kaget lagi jadi gw udah lupa.
Kayaknya Jokowi bisa memanfaatkan momen ini selain untuk kondangan juga untuk rapat kabinet.
...
Akhir cerita, gw udah kenyang makan. MC mempersilahkan keluarga dan teman-teman kedua mempelai untuk berfoto bersama di panggung. Pada saat kelompok teman-teman SMA dipanggil gw mengikuti saran Anton untuk melepas masker. Dan ternyata nyokapnya beneran inget dong. Malah gw ditanyain kapan dateng lagi. Sayangnya meski besar keinginan hati untuk main ke rumah Anton, tetapi setelah cuti ini berakhir tumpukan pekerjaan akan datang menghampiri.
Setelah selesai difoto, kami berpamitan kepada Riza & Lusi serta kedua orang tua mereka untuk kembali ke habitat kami masing-masing. Sekali lagi untuk Riza & Lusi gw mengucapkan selamat atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga yang Budiman dan terima kasih masih inget sama gw.